Sejarah Penciptaan Manusia
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dan segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.
QS A1- ‘Alaq (Segumpal Darah) 96:1-5
Tahap I
Manusia pada mulanya adalah makhluk spiritual murni
Pada mulanya manusia berada di tempat yang tinggi sebagai makhluk spiritual murni, yang kemudian ruh spiritual itu ditiupkan ke dalam tubuh manusia. Sifat-sifat spiritual itu dipadukan ke dalam materi konkret berupa tubuh atau jasad manusia yang terbuat dari tanah.
Maka lahirlah manusia yang tidak hanya memiliki tubuh tetapi juga memiliki sifat spiritual. Teori ini secara otomatis sebenarnya telah mampu menyanggah teori Darwin yang hanya melihat manusia dan sisi fisiologis saja, dan mengabaikan adanya sisi spiritual dalam diri manusia. Pendapat ini dapat dibuktikan dengan adanya penemuan ilmiah SQ (Spiritual Quotient) di California University oleh V.S. Ramachandran pada tahun 1997. Penemuan tersebut menekankan tentang adanya God Spot pada otak manusia yang kemudian dijelaskan lebih lanjut sebagai wadah yang memiliki potensi spiritual. Juga penemuan Michael Persinger, Wolf Singer, dan Rodolfo Llinas tentang osilasi saraf spiritual. Para ahli di atas telah berhasil membuktikan bahwa manusia memiliki unsur-unsur spiritual, yang berfungsi sebagai pusat makna tertinggi kehidupan manusia (The Ultimate Meaning). Lalu manusia turun ke tempat yang paling rendah yaitu bumi.
Kami berfirman: “Turunlah kamu semua dan surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.”
QS A1-Baqarah (Sapi Betina) 2:38
Tahap II
Manusia menetapkan misi
…“Pegang teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertaqwa.”
QS A1-Baqarah (SapiBetina)2:63
Banyak manusia modern saat ini menderita penyakit yang dinamakan spiritual patology atau spiritual illnes. Menurut Khalil Kavari, apabila manusia gagal dalam mencapai makna hidupnya, mereka akan menderita kekeringan jiwa, seperti yang banyak terjadi di sekitar kita dewasa mi. Hal ini terjadi akibat kesalahan orientasi dalam menjalani kehidupan. Mereka menyangka bahwa makna kehidupan bisa diraih melalui materi, tetapi pada kenyataannya mereka gagal menemukan makna kehidupan hakiki yang sesungguhnya, lewat materi tersebut. Penemuan ilmiah yang juga diteliti oleh Danah Zohar dan Ian Marshall ini mengatakan, bahwa makna yang paling tinggi dan paling bernilai, di mana manusia akan merasa bahagia, justru terletak pada aspek spiritualitasnya. Dan hal tersebut terasakan oleh manusia, ketika ia ikhlas mengabdi kepada sifat atau kehendak Allah.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
QS Adz-Dzaariyaat (Angin yang Menerbangkan) 51:56
Dalam ayat Al-Quran, pada kalimat sebelumnya juga menjelaskan bahwa kata “mengabdi”, memiliki arti mengikuti perintah atau kaidah-kaidah-Nya. Secara aplikatif hal ini bisa dicontohkan melalui nilai-nilai kejujuran, keadilan, kepercayaan, tanggung jawab, dan juga beberapa karakter CEO lainnya yang telah disebutkan sebelumnya. Tetapi nilai-nilai dalam karakter tersebut belumlah sempurna apabila masih berorientasi atau menghamba pada kepentingan materi dan dunia. Tujuan puncak orang-orang bekerja adalah “mengabdi” kepada Allah SWT. Hasilnya pastilah akan lebih efektif, karena mereka bekerja lebih tulus dan ikhlas serta penuh integritas. Mereka merasa dilihat oleh Sang Pencipta atau sebaliknya, merasa melihat-Nya. Inilah yang dinamakan spiritualisasi kehidupan atau sederhananya “ihsan yang aplikatif”, sebagai Rahmatan lil alamin.
…“Sesungguhnya Aku hendak menjadikannya khalifah di muka bumi “...
QS A1-Baqarah (Sapi Betina) 2:30
Tahap III
Manusia diberikan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual
Hanya manusia yang memiliki lapisan otak neo-cortex, yaitu sebuah alat bantu pemberian Tuhan, yang memiliki kemampuan berpikir rasional dan logis (IQ). Hanya manusia yang mampu bekerja sebagai khalifah di muka bumi. Makhluk lain tidak mungkin memiliki lapisan otak neo-cortex ini, akibatnya mereka tidak memiliki kecerdasan intelektual seperti yang dimiliki oleh manusia. Juga otak limbik sebagai fungsi kecerdasan emosional (EQ), dan God Spot pada temporal lobe untuk kecerdasan spiritual (SQ), sehingga manusia memiliki logika yang rasional, perasaan sebagai pengindai atau radar, dan suara hati sebagai pembimbing dan autopilot berupa drive dan value. Pada dimensi spiritual manusia diajari esensi nama-nama atau sifat-sifat Allah. Hal ini sekarang bisa dirasakan berupa suara hati.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya,…
QS A1-Baqarah (Sapi Betina) 2:31
Tahap IV
Manusia akan senantiasa tunduk kepada Allah
Penemuan God Spot pada otak manusia lebih meyakinkan pendapat ini, bahwa manusia senantiasa mencari nilai-nilai mulia atau spiritualitas tersebut.
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu
kepada—nya dengan bersujud.”
QS AI-Hijr (Batu Gunung) 15:29
Saat ini telah terbukti bahwa manusia adalah makhluk spiritual yang senantiasa merasa bahagia ketika dorongan spiritualnya terpenuhi. Penemuan God Spot pada otak manusia lebih meyakinkan pendapat ini karena manusia akan senantiasa mencari Tuhan-nya, yaitu melalui sifat-sifat-Nya, yang selalu diidam-idamkan manusia. Inilah bukti keperkasaan Allah, dan penghambaan serta pengabdian manusia. Sekaligus pernyataan Allah bahwa Ruh Ilahi yang ditiupkan ke dalam diri manusia adalah memiliki tempat yang tertinggi dan termulia.
Tahap V
Manusia diberikan kalbu oleh-Nya
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan Aku meniupkan kepadanya dan ruh (ciptaan)-Ku maka hendaklah kamu
tunduk dan sujud kepada-Nya.”
QS Shaad 38:72
Emosi adalah getaran pada kalbu yang terjadi akibat tersentuhnya spiritualitas seseorang. Begitupun ketika suara hati kasih sayang yang terdapat di relung hati tersentuh, maka ia dengan serta merta akan merasa terharu. Ketika getaran-getaran hati bersinggungan dengan sifat-sifat keadilan, maka signal pada otak pun mengalami getaran yang sama. Kemungkinan terbesar, sikap-sikap yang muncul adalah sikap-sikap kemarahan (apabila melihat “Si lemah” diinjak-injak haknya), sikap sedih (ketika melihat bantuan bencana alam yang tidak sampai ke tangan korban), sikap bahagia (saat para pembela kebenaran berhasil memenjarakan para penjarah uang rakyat), atau sikap ingin menolong (pada waktu keadilan tidak berpihak kepada rakyat miskin yang kelaparan). Maka kesimpulannya, ketika suara hati tersentuh, maka situasi yang sama berlaku pula pada emosi yaitu berupa getaran emosi. Namun biasanya, banyak orang keliru dan tertukar antara keduanya, karena tidak mampu membedakan yang mana suara hati dan yang mana yang dinamakan emosi. Emosi adalah sebuah signal yang berbentuk haru, sedih, kecewa, marah atau bahagia (pada limbic system), ketika suara hati spiritual kita mengalami singgungan pada god spot.
Gambar 3.1
Dimensi EQ, IQ dan SQ
Keterangan :
Emosi (EQ) lebih mudah tersentuh melalui panca indra, khususnya mata dan telinga yang lebih dipergunakan untuk melihat, mendengar, dan mengukur benda-benda konkret (TQ), hati adalah bagian dan aspek spiritualitas (SQ).
Kemudian Dia rnenyempurnakannya dan meniupkan kepadanya dari ruh-Nya, dan Dia menjadikan untuk kamu pendengaran, pen glihatan
dan hati. Sedikit sekali kamu bersyukur.
QSAs-Sajdah (Sujud) 32:9
Tahap VI
Membuat perjanjian spiritual
Sebuah fenomena besar tentang kehidupan spiritual manusia adalah kecenderungan manusia untuk senantiasa menuju sifat-sifat ilahiah. Manusia lebih merasa terharu atau bahagia apabila titik spiritualnya tersentuh, dan manusia cenderung ingin mengikuti sifat-sifat Allah. Inilah bukti bahwa manusia memang pemah melakukan perjanjian ruh dengan Penciptanya, yang terurai dalam ayat berikut:
Dan sungguh mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah,
mereka tidak berpaling ke belakang. Dan perjanjian (dengan)
Allah itu akan ditanya.
QS Al-A hzaab (GolonganGOlOnga1’1) 33..15
Tahap VII
Perintah membaca bukti-bukti itu
Katakanlah, “Berjalanlah kamu di bumi maka perhatikanlah bagaimana (Allah) kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.”
QS Al-A nkabuut (Laba-Laba) 29:20
Karena manusia telah dikaruniai tiga kecerdasan secara lengkap, yaitu intelektualitas, emosionalitas dan spiritualitas, maka manusia diperintahkan untuk membaca tanda-tanda yang ada dalam diri dan lingkungannya serta berkewajiban untuk mengetahui siapa Tuhannya. Dalam riwayat Qudsi disebutkan, “Aku adalah perbendaharaan yang terpendam. Aku cinta dan rindu (Ahbabtu) untuk diketahui. Maka Aku ciptakan alam semesta.” Dalam hadits tersebut tersirat makna yang mendalam tentang tujuan penciptaan alam semesta, tujuan penciptaan tersebut merupakan perwujudan akan kerinduan dan kecintaan Allah akan (ma ‘rifah) manusia. Ia menciptakan alam lengkap beserta isinya, lengkap dengan bayang-bayang sifat milik-Nya sendiri. Oleh karenanya Ia menyuruh manusia sebagai khalifah di muka bumi ini untuk terus-menerus mengingat dan mengenal sifat-sifat-Nya melalui alam semesta yang diciptakan-Nya itu.
Untuk lebih memudahkan membaca suara hati, maka Allah memberikan petunjuk untuk selalu membaca dan mengenal sifat-sifat-Nya lewat nama Tuhan yang tertera dalam Asmaul Husna.
Dengan cara sederhana seperti ini, maka kita seharusnya mampu membaca pula nama-nama Tuhan yang terdapat pada alam sekitar kita. Contoh, mengapa manusia senantiasa memuliakan dan memuji keadilan? Mengapa manusia selalu memuji kebenaran? Siapakah nama pemilik kebenaran? Dia-lah Allah Al-’ Adl, Yang Maha Adil, pemilik sifat keadilan. Dia-lah Allah A1-Haqq, Yang Maha Benar, pemilik sifat kebenaran. Dan mengapa seluruh manusia di muka bumi merindukan kedamaian? Siapakah pemilik sifat damai dan sumber kedamaian? Dia-lah As-Salam, Allah Pemilik Kedamaian.
…dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah)…
QS A1-A ‘ raaf (Tempat Tertinggi) 7:179
Berdasarkan sejarah penciptaan manusia, misi manusia dan potensi yang ada dalam dirinya, maka jelaslah bahwa manusia sesungguhnya adalah makhluk spiritual. Inilah yang dinamakan proto kesadaran, yang terdeteksi pada osilasi 40Hz oleh Pare dan Llinas.Dengan bermodalkan SQ itu, manusia mengabdi kepada Allah untuk inengelola bumi sebagai khalifah, misi utamanya semata mencari kcridhaan Allah. Target utamanya adalah menegakkan keadilan, menciptakan kedamaian, membangun kemakmuran termasuk di dalamnya, langkah nyata berupa spiritualisasi di segala bidang, baik di perusahaan instansi, negara atau dalam lingkup sosial terkecil yaitu keluarga. Inilah The Ultimate Meaning sesungguhnya, yang harus dicari oleh Danah Zohar, dan yang harus dicari oleh Abraham Maslow, yaitu aktualisasi diri melalui ihsan. Dan saya menamakannya Spiritual Ultimate Self Actualization.
Inilah jawaban, mengapa Nabi Adam as. diturunkan ke muka bumi dengan membawa kekuatan ruh spiritual yang telah ditiupkan oleh Allah dan harus direalisasikan secara nil ke dalam dunia nyata. Hal ini pula yang dilakukan oleh para jamaah haji agar wukuf di Arafah, kemudian thawaf dan sa’ i. Artinya, segeralah bekerja secara nyata (sa’ i) setelah menemukan diri dan Tuhan di Arafah dan membangun tauhid di Ka’bah (lewat thawaf).
Untuk lebih memudahkan mengenali suara hati spiritual, di bawah ini akan saya sampaikan 33 spiritual capital atau collective unconscious yang menciptakan nilai-nilai (value) serta dorongan dan dalam (drive). Sifat-sifat ini termasuk dalam kategori ihsan, atau menuju sifat-sifat Allah (taqarrub) yang terletak pada spiritual center (God Spot). Saya mengikhtisarkannya dan 99 Asmaul Husna. Inilah proto kesadaran yang terdeteksi pada osilasi Pare- Llinas, yang dianggap sebagai arketipe oleh Zohar, yang diduga sebagai super-ego oleh Freud, self actualization oleh Maslow, unconscious mind oleh C.G. Jung, dinamakan “makna hidup” oieh Frankl. Dan saya, dengan segala kerendahan hati menamakannya dengan Asmaul Husna Value System® (AHVS) yang menghasilknn ultimate value dan ultimate self drive.
…dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dan gelap gulita kepada cahaya yang terang-benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka kejalan yang lurus.
QS AI-Maaidah (Hidangan) 5:16
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri meskipun dia
men gemukakan alasan-alasannya.
QS AI-Qiyaamah (Kiamat) 7514-15
Dia-lah Allah yang telah meniupkan sifat tanggungjawab pada diri saya, dalam diri Anda dan dalam diri kita semua. Dia-lah yang memberikan sifat pemaaf pada diri kami, dan Dia-lah Allah Ar-Rahmaan yang memercikkan sedikit sifat pengasih-Nya ke dalam hati manusia. Inilah bukti, adanya perjanjian antara manusia dan Sang Pencipta serta bukti kekuasaan Allah Al-Maliik, Sang Penguasa Jiwa. Inilah ihsan, ketika manusia mendekati sifat Allah.
“Dan dalam dirimu sendiri. Apakah tidak kamu perhatikan?”
QS Adz-Dzaariyaat (An gin yang Menerbangkan) 51:21
Berikut 33 spiritual capital lain di samping ketiga sifat di atas tadi yang saya ikhtisarkan dari Asmaul Husna, Sifat-sifat Sang Pencipta jiwa manusia.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi..
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya,...
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,
“Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka...”
QS A1-Baqarah (SapiBetina) 2:30, 31 dan 34
33 Drive Suara Hati yang Terdapat dalam God Spot (AHVS)
1. Pengasih, dorongan untuk menyayangi sesama, ihsan kepada Ar-Rahmaan.
2. Mampu mengusai diri, kemampuan untuk meredam hawa nafsu adalah wujud ihsan kepada A1-Maalik.
3. Berhati jernih, bebas dari iri, dengki dan paradigma negatif, adalah wujud ihsan kepada Al-Quddus.
4. Cinta damai, tidak suka kekerasan, dan selalu ingin kedamaian, adalah wujud ihsan kepada As-Salam.
5. Dipercaya, memiliki sifat amanah atau accountable, adalah wujud ihsan kepada Al-Mukmin.
6. Kreatif, senantiasa produktif dengan ide-ide baru adalah wujud ihsan kepada A1-Khaaliq.
7. Pemaaf, mudah menerima maaf adalah wujud ihsan kepada Al-Gaffar.
8. Murah hati, suka memberi dengan ikhlas adalah wujud ihsan kepada AlWahhaab.
9. Terbuka, mau menerima kritik dan Saran adalah wujud ihsan kepada A1-Fattaah.
10. Disiplin, mengerjakan tugas dengan disiplin dan tanggungjawab adalah wujud ihsan kepada Al-Matiin.
11. Empati/peduli, mampu merasakan suara hati orang lain adalah wujud ihsan kepada As-Saami’.
12. Objektif, tidak dipengaruhi pandangan dan kepentingan pribadi adalah wujud ihsan kepada Al-Haqq.
13. Adil, meletakkan segalanya sesuai dengan porsinya adalah wujud ihsan kepada Al-’ Adl.
14. Mensyukuri, menerima segala hal dengan ikhlas adalah wujud ihsan kepada Asy-Syakuur.
15. Berpikiran maju, memiliki visi ke depan adalah wujud ihsan kepada Al-Aakhir.
16. Luas hati, dapat menerima kenyataan dengan berlapang dada, sabar adalah wujud ihsan kepada Al-Waasi’.
17. Bertanggung jawab, mampu menyelesaikan semua tugas secara tuntas adalah wujud ihsan kepada Al-Wakiil.
18. Komitmen tinggi, bisa memegang janji adalah wujud ihsan kepada A1-Muqiit.
19. Kokoh, teguh dalam berusaha adalah wujud ihsan kepada AlQawiyy.
20. Mandiri, dapat diandalkan adalah wujud ihsan kepada AlQayyuum.
21. Kompeten, ahli di bidangnya adalah wujud ihsan kepada AlQadir.
22. Cerdas, senantiasa memiliki keinginan untuk belajar adalah wujüd ihsan kepada Ar-Rasyiid.
23. Berani, mengambil keputusan adalah wujud ihsan kepada Al-Hakam.
24. Enerjik, senantiasa bersemangat adalah wujud ihsan kepada A1-’Azis.
25. Suka mendukung adalah wujud ihsan kepada A1-Raafi’.
26. Koperatif, suka bekerja sama adalah wujud ihsan kepada AlJaami’.
27. Dermawan adalah wujud ihsan kepada Al-Barr.
28. Pemberi manfaat, di manapun berada ia selalu berguna adalah wujud ihsan kepada An-Naafi’.
29. Inspirator adalah wujud ihsan kepadaAl-Baa’its.
30. Estetis, rapi dan bersih adalah wujud ihsan kepadaAl-Badii’.
31. Pendelegasi, senantiasa memiliki kemauan untuk mengajari bawahan adalah wujud ihsan kepadaAl-Waarits.
32. Waspada, berhati-hati dalam setiap langkah adalah wujud ihsan kepada A1-
Khaabir.
33. Sabar adalah wujud ihsan kepada Ash-Shabuur.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentangAku, maka
(jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat...
QS A1-Baqarah (Sapi Betina) 2:186
Apabila umat manusia melakukan pendekatan diri kepada Tuhan Pencipta mereka dengan bermacam-macam kebaikan, maka mendekatlah engkau dengan akalmu, niscaya engkau merasakan nikmat yang lebih banyak, yaitu dekat dengan manusia di dunia dan dekat kepada Allah di akhirat.
Al-Hadits
I. Bagaimana Hubungan Kerja Antara EQ, IQ dan SQ?
Allah yang telah menciptakan kamu, kemudian memberi rezeki kepada kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu. Adakah dari sesembahan kamu yang dapat berbuat sesuatu pun dari demikian? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa saja yang mereka sekutukan.
QS Ar-Ruum (Bangsa Romawi) 30:40
Mari kita lihat, bagan Meta Kecerdasan (Gambar 6.1). Kita akan melihat bahwa antara kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan intelektual (IQ) sangat berkaitan erat satu dengan yang lain. Dari bagan tersebut dapat kita lihat, apabila kita berorientasi pada “Tauhid”, maka hasilnya adalah EQ, IQ dan SQ yang terintegrasi. Pada saat masalah datang (1) maka radar hati bereaksi menangkap signal (2). Karena berorientasi pada materialisme (3B), maka emosi yang dihasilkan adalah emosi yang tidak terkendali, sehingga menghasilkan sikap-sikap sbb.: marah, sedih, kesal dan takut (4B). Akibat emosi yang tak terkendali, God Spot menjadi terbelenggu atau suara hati tidak memiliki peluang untuk muncul (5B). Bisikan suara hati ilahiah yang bersifat mulia tidak lagi bisa didengar dan menjadi tidak berfungsi, ini mengakibatkan ia tak mampu berkolaborasi dengan piranti kecerdasan yang lain (6B). Karena suara hati tertutup, maka yang paling memegang peranan adalah emosi. Emosilah yang memberi perintah kepada sektor kecerdasan intelektual IQ. IQ akan menghitung, tetapi berdasarkan dorongan kemarahan, kekecewaan, kesedihan, iri hati, dan kedengkian (7B). Bayangkanlah apa yang akan terjadi kemudian!
Kasus lain, ketika masalah atau tantangan muncul (1) radar hati langsung menangkap getaran signal (2). Ketika signal itu menyentuh dinding Tauhid (3A), kesadaran Tauhid mengendalikan emosi, Hasilnya adalah emosi yang terkendali, seperti rasa tenang dan damai (4A). Dengan ketenangan emosi yang terkendali itu, maka God Spot atau pintu hati terbuka dan bekerja(5A). Terdengarlah bisikan bisikan ilahiah yang mengajak kita kepada sifat-sifat: keadilan, kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kreati vitas, komitmen, kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati mulia lainnya(6A). Berdasarkan dorongan bisikan mulia itulah potensi kecerdasan intelektual bekerja dengan optimal (7A), yaitu sebuah perhitungan intelektualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kejujuran dan tanggung jawab. Lahirlah sebuah Meta Kecerdasan, yaitu integrasi EQ, IQ dan SQ.
Sederhananya, bahwa Tauhid akan mampu menstabilkan tekanan pada amygdala (sistem saraf emosi), sehingga emosi selalu terkendali. Pada saat inilah seseorang dikatakan memiliki EQ tinggi. Emosi yang tenang terkendali akan menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerja God Spot pada lobus temporal serta mengeluarkan suara hati ilahiah dari dalam bilik peristirahatannya. Suara-suara ilahiah itulah bisikan informasi maha penting yang mampu menghasilkan keputusan yang sesuai dengan hukum alam, sesuai dengan situasi yang ada, dan sesuai dengan garis orbit spiritualitas. Pada momentum inilah, seseorang dikatakan memiliki kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi. Barulah dilanjutkan dengan mengambil langkah konkret lainnya berupa perhitungan yang logis (IQ), sehingga intelektualitas bergerak pada manzilah, atau garis edar yang mengorbit kepada Allah Yang Esa (SQ). Inilah yang dinamakan Meta Kecerdasan itu.
Tiada agama bagi orang yang tidak berakal,
Al-Hadits
Bagan Meta Kecerdasan
Katakanlah, “Apakah kamu ingin aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dan yang demikian itu?” Yaitu untuk orang-orang yang bertaqwa pada sisi Tuhan mereka ada surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.
QS Aa1i-‘Imraan (Keluarga Imran) 3:15
Metode memunculkan sebuah kesadaran akan realitas, sebenarnya secara indah telah digambarkan dalam Al-Quran surat Al-Anbiyaa’ (Nabi-nabi) ayat 58-64. Dalam surat tersebut, ketika Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung dan berhala, kemudian Ibrahim mengambil sebuah patung dan memerintahkan benda mati itu untuk berbicara. Peristiwa ini menghentak Raja Namrud dan mengembalikannya pada realitas kebenaran, meskipun hal tersebut hanya berlangsung sesaat. Proses logika saat itu bekerja dengan normal, namun belenggu kesombongan kembali menutupi God Spot Raja Namrud. Ini adalah sebuah pelajaran berharga dan penuh hikmah, yang pernah saya peroleh dan H.S. Habib Adnan, guru sekaligus sahabat saya.
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.Mereka berkata: “Siapakah yang melakukan perbuatan ini
terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim?”
Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim “. Mereka berkata: “(Kalau demikian) bawalah dia ke hadapan
orang banyak agar mereka menyaksikan “. Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan Kami?” Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala-berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.
Maka mereka kembali kepada kesadarannya lalu herkata. “Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri).”
QS A1-Anbiyaa’ (Nabi-Nabi) 21:58-64
Penyederhanaan Bagan Hubungan IQ, EQ dan SQ dalam ESQ Model®
Orientasi Materialisme
1. Ketika masalah muncul pada dimensi fisik,
2. Maka akan terjadi rangsangan pada dimensi emosi (EQ), berupa kemarahan, kesedihan, kekesalan, atau ketakutan.
3. Akibatnya, suara hati ilahiah pada dimensi spiritual (SQ) tidak bisa bekerja. Akhirnya aktivitas pada dimensi fisik akan bekerja tidak optimum bahkan tidak normal.
Orientasi Spiritualisme Tauhid
1. Ketika terjadi masalah pada dimensi fisik,
2. Maka akan terjadi rangsangan pada dimensi emosi (EQ). Namun karena aspek mental telah dilindungi oleh prinsip tauhid, maka emosi akan tetap tenang terkendali.
3. Akibatnya, suara hati ilahiah pada dimensi spiritual (SQ) bekerja dengan normal.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebajikan, men yuruh kepada yang ma ‘ruf dan mencegah dan yang munkar, dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung.
QS Aali ‘Imraan (Keluarga Imran) 3:104
Inilah aplikasi dari Meta Kecerdasan, ketika emosi terkendali (EQ), suara hati spiritual bekerja (SQ) dan intelektualitas dapat menghitung dengan tepat dan cepat. Sekaligus merupakan penerapan rumus ZMP, sebuah proses yang menghasilkan ESQ Power.
Jikalau kamu tidak menolongnya maka sesungguhnya Allah telah menolongnya, ketika orang-orang kafir (musyrikin mekah) mengusirnya (dan mekah) sedang dia salah dan dua orang ketika keduanya berada dalam goa, diwaktu dia berkata kepada temannya:
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi, Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
QS At-Taubah (Taubat) 9:40
Peringkat Karakter CEO Ideal (Internasional Survey)
Peringkat Characteristic % Respondents Edition
2002 1995 1987
1 Honest (jujur) 88 88 83
2 Forward Looking (berfikiran maju) 71 75 62
3 Competent (kompeten) 66 63 67
4 Inspiring (dapat memberi inspirasi) 65 68 58
5 Intelligent (cerdas) 47 40 43
6 Fair-minded (adil) 42 49 40
7 Broad-minded (berpandangan luas) 40 40 37
8 Supportive (mendukung) 35 41 32
9 Straight forward (terus terang/jujur) 34 33 34
10 Dependable (bisa diandalkan 33 32 33
11 Cooperative (bekerjasama) 28 28 25
12 Determined (tegas) 24 17 17
13 Imaginative (berdaya imajinasi) 23 28 34
14 Ambitious (berambisi) 21 13 21
15 Courageous (berani) 20 29 27
16 Caring (perhatian) 20 23 26
17 Mature (matangldewasa dalam)berpikir dan bertindak) 17 13 23
18 Loyal (setia) 14 11 11
19 Self-controlled (penguasaan din) 8 5 13
20 Independent (mandiri) 6 5 10
(sumber : The Leadership Challenge by James M. Kouzes & Barry Z. Postner)
Tabel CEO’s Character :
Peringkat % Karakter
1 83 Jujur
2 67 Berpikiran maju
3 62 Bisa memberikan inspirasi
4 58 Kompeten
5 43 Adil
6 40 Mendukung
7 37 Berpandangan luas
8 34 Cerdas
9 34 Berterus Terang
10 32 Berani
11 32 Bisa diandalkan
12 27 Bekerjasama
13 26 Berdaya imajinasi
14 25 Memperhatikan orang lain
15 23 Matang/Dewasa
16 21 Tegas
17 20 Berambisi
18 13 Setia
19 11 Menguasai diri
20 10 Mandiri
Tabel Karakter CEO :
No. Karakter Bersumber dari sifat Tuhan
1 Jujur Al-Haqq (Yang Maha Benar)
2 Berpikiran maju Al-Aakhir (Yang Maha Akhir)
3 Memberikan inspirasi Al-Baa'its (Yang Maha Membangkitkan)
4 Adil Al-'Adl (Yang Maha Adil)
5 Mendukung Al-Wahhaab (Yang Maha Memberi)
6 Berpandangan luas Al-Waasi' (Yang Maha Luas)
7 Cerdas Ar-Rasyiid (Yang Maha Cerdas)
8 Corporative Al-Jaami' (Yang Maha Mengumpulkan)
9 Imaginative Al-Mushawwir (Yang Maha Menggambar)
10 Loyal Al-Waliyy (Yang Maha Mewakili)
Catatan :
Asmaul Husna ini hanya milik Allah yang ketinggiannya sama sekali tidak bisa disejajarkan dengan sifat-sifat manusia. Ini hanya merupakan wujud dari taqarrub atau upaya manusia untuk mendekati Sifat-sifat Allah. Dalam Al-Quran disebutkan sembilan puluh sembilan nama atau sifat Tuhan.
Tabel
No. Sifat Arti
1 Al-Mu'min Yang Maha Terpercaya
2 Al-Haqq Yang Maha Benar/Jujur
3 Al-'Adl Yang Maha Adil
4 Al-Jaami Yang Maha Menyatukan
5 Al-Khaaliq Yang Maha Pencipta/Kreatif
6 Ar-Rahmaan Yang Maha Pengasih
7 Al-Quddus Yang Maha Suci
8 Ash-Shabuur Yang Maha Sabar
9 Al-Matiin Yang Maha Teguh
10 Alsy-Syakuur Yang Maha Berterimakasih
11 Al-Qayyum Yang Maha Mandiri
12 Al-Wakiil Yang Maha Bertanggungjawab
Karakter Bersumber dari sifat Tuhan
1. Kreatif Al-Khaaliq (Yang Maha Mencipta)
2. Teguh Al-Qawiyy (Yang Maha Kokoh)
3. Kasih Ar-Rahmaan (Yang Maha Mengasihi)
4. Kebersamaan Al-Jaami' (Yang Maha Menghimpun)
5. Berwawasan Luas Al-Waasi' (Yang Maha Luas)
6. Mandiri Al-Qayyum (Yang Maha Tegar dan Mandiri)
7. Semangat Belajar Al-'Aliim (Yang Maha Mengetahui dan Berilmu)
8. Jujur Al-Haqq (Yang Maha Benar)
9. Bermanfaat An-Naafi' (Yang Maha Memiliki Manfaat)
10. Semangat Mencipta Al-Mushawwir (Yang Maha Melukis)
11. Empati As-Saami' (Yang Maha Mendengar)
12. Kerjasama Al-Jaami' (Yang Maha Menghimpun)
13. Berterimakasih Asy-Syakuur (Yang Maha Berterimakasih)
14. Disiplin Al-Matiin (Yang Maha Teguh dan Kokoh)
15. Suka Memberi Al-Wahhaab (Yang Maha Memberi)
16. Mau Mendengar As-Saami' (Yang Maha Mendengar)
17. Teliti Ar-Raqiib (Yang Maha Mengawasi dengan teliti)
18. Adil Al-'Adl (Yang Maha Adil)
19. Mengenal Diri Al-'Aliim (Yang Maha Mengetahui)
20. Fokus pada Kontribusi Ar-Razzaq (Yang Maha Memberi)
21. Efisien Al-Muhshiy (Yang Maha Menghitung)
22. Membangkitkan A-Baa'its (Yang Maha Membangkitkan)
23. Terbuka Al-Waasi' (Yang Maha Luas)
24. Visi ke Depan Al-Aakhir (Yang Maha Mengakhiri)
25. Keseimbangan Al-Muqsith (Yang Maha Menyeimbangkan)
26. Semangat yang Kuat Al-Qahhar (Yang Maha Memiliki Kemampuan)
27. Loyal Al-Waliyy (Yang Maha Memiliki Kesetiaan)
28. Penghargaan Al-Kariim (Yang Maha Mulia)
ASMAUL HUSNA
Katakanlah, “Serulah Allah atau Ar-Rahmaan. Dengan nama yang mana saja kamu menyeru-Nya, maka bagi-Nya nama-nama yang baik, dan janganlah keraskan bacaan shalatmu dan jangan pula engkau memelankannya dan carilah jalan antara yang demikian itu, di antara (kedua) cara itu.
QS Al-Israa’(Perjalanan Malam) 17:110
Allah
Allah, lafzhul jalalah, nama yang Maha Agung dan Mulia,
Pemilik semua pujian.
1. Ar-Rahmaan Yang Maha Pemurah/Pengasih
2. Ar-Rahiim Yang Maha Penyayang
3. Al-Maalik Yang Maha Raja
4. Al-Quddus Yang Maha Kudus/Suci
5. As-Salam Yang Maha Keselamatan
6. Al-Mu'min Yang Maha Mengamankan
7. Al-Muhaimin Yang Maha Merawat
8. Al-'Aziz Yang Maha Gagah
9. Al-Jabbaar Yang Maha Perkasa
10. Al-Mutakabbir Yang Maha Pembesar
11. Al-Khaaliq Yang Maha Pencipta
12. Al-Baari' Yang Maha Menata
13. Al-Mushawwir Yang Maha Pelukis
14. Al-Ghaffaar Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar Yang Maha Pengunjuk Kekuatan
16. Al-Wahhaab Yang Maha Penganugerah
17. Ar-Razzaq Yang Maha Penabur Rejeki
Dan juga dalam dirimu. Apakah tiada kamu perhatikan.
QS Adz-Dzaariaat (Angin Yang Menerbangkan) 51:21
Ketahuilah bahwa Nama-nama Allah tidak ada batasnya, tetapi Nama-nama-Nya yang lebih agung adalah apa yang Allah sebutkan dalam kitab-Nya.
Al-Hadits, Imam Ahmad Aliy Al Buniy
18. Al-Fattaah Yang Maha Pembuka
19. Al-'Aliim Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qaabidl Yang Maha Menahan
21. Al-Baasith Yang Maha Memperluas
22. Al-Khaafidl Yang Maha Merendahkan
23. Ar-Raafi' Yang Maha Mengangkat
24. Al-Mi'izz Yang Maha Membeningkan
25. Al-Mudzill Yang Maha Menyesatkan
26. As-Saami' Yang Maha Mendengar
27. Al-Bashir Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam Yang Maha Menilai
29. Al-'Adl Yang Maha Adil
30. Al-Lathiif Yang Maha Lembut
31. Al-Khabiir Yang Maha Pemberi Kabar
32. Al-Haliim Yang Maha Penyantun
33. Al-'Adhiim Yang Maha Agung
34. Al-Ghafuur Yang Maha Pemaaf
35. Asy-Syakuur Yang Maha Mensyukuri
36. Al-'Aliyy Yang Maha Tinggi
37. Al-Kabiir Yang Maha Besar/Raksasa
Dialah Yang Maha Mencipta, Maha Perencana, Maha Perancang. Untuk-Nya, Mengucap tasbih apa yang di langit dan di bumi. Dia memiliki Nama-nama terbaik.
QS Al-Hasyr (Pengusiran)59:24
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tak ada Tuhan (yang patut disembah) kecuali Dia Yang Maha Pengasih dan Penyayang
QS Al-Baqarah (Sapi Betina) 2:163
38. Al-Hafiidh Yang Maha Menjaga
39. Al-Muqiit Yang Maha Pemberi Kekuatan
40. Al-Hasiib Yang Maha Menghisab
41. Al-Jaliil Yang Maha Tak Terukur Kebesarannya
42. Al-Kariim Yang Maha Luhur
43. Ar-Raqiib Yang Maha Pembaca Rahasia
44. Al-Mujiib Yang Maha Pemenuh Doa
45. Al-Waasi' Yang Maha Memperluas
46. Al-Hakiim Yang Maha Menghakimi
47. Al-Waduud Yang Maha Penyiram Kesejukan
48. Al-Majiid Yang Maha Penyandang Kemegahan
49. Al-Baa'its Yang Maha Membangkitkan
50. Asy-Syahiid Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq Yang Maha Haq/Benar
52. Al-Wakiil Yang Maha Pemanggul Amanat
53. Al-Qawiy Yang Maha Sumber Kekuatan
54. Al-Matiin Yang Maha Menggenggam Kekuatan
55. Al-Waliy Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamiid Yang Maha Pemuji
57. Al-Muhshy Yang Maha Pengukur Dimensi
58. Al-Mubdi' Yang Maha Memulai
59. Al-Mu'iid Yang Maha Mengembalikan
Allah mempunyai 99 Nama, siapa saja yang menghapal(mengaplikasikan), surgalah imbalan baginya.
Al-Hadits, H.R. Imam Tirmidzi dan Abu Hurarrah ra.
Setiap urusan atau pekerjaan apapun yang tidak dimulai dengan ucapan basmalah, “Bismillahirrahmaanirrahiim” adalah sebuah kesia-siaan.
Al-Hadits
60. Al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumiit Yang Maha Mematikan
62. Al-Hayy Yang Maha Hidup
63. Al-Qayyuum Yang Maha Menegakkan
64. Al-Waajid Yang Maha Menemukan
65. Al-Maajid Yang Maha Empunya Kemuliaan
66. Al-Wahiid Yang Maha Menyatukan
67. As-Shamad Yang Maha Tidak Tergantung
68. Al-Ahaad Yang Maha Esa
69. Al-Qadir Yang Maha Menentukan
70. Al-Muqtadir Yang Maha Memegang Kekuasaan
71. Al-Muqaddim Yang Maha Mendahulukan
72. Al-Muakhir Yang Maha Mengemudiankan
73. Al-Awwal Yang Maha Awal Mula
74. Al-Aakhir Yang Maha Akhir
75. Adh-Dhahir Yang Maha Jelas dan Menjelaskan
76. Al-Baathin Yang Maha Tersembunyi/Ghaib
77. Al-Waaliy Yang Maha Memberikan Perlindungan
78. Al-Muta'aaliy Yang Maha Meninggikan
79. Al-Barr Yang Maha Pembawa Kebaikan
Laa ilaha illallah adalah kalam-Ku, dan Dia adalah benteng-Ku. Siapa yang memasuki benteng-Ku, ia aman dari siksaan-Ku.
Al-Hadits
Dan Allah memiliki nama-nama yang terbaik, maka hendaklah kamu berdoa dengan menggunakan Nama-nama itu…
Al-A’raaf (Tempat Tertinggi)7:180
80. At-Tawwaab Yang Maha Penerima Taubat
81. Al-Muntaqim Yang Maha Menetapkan Pembalasan
82. Al-'Afuww Yang Maha Pemaaf
83. Ar-Ra'uuf Yang Maha Pencari Kasih Sayang
84. Malikul Mulki Yang Maha Memiliki Kerajaan
85. Dzul Jallali Wal Ikram Yang Maha Memiliki Kebesaran
86. Al-Muqsith Yang Maha Memusnahkan
87. Al-Jaami' Yang Maha Menghimpun
88. Al-Ghaniy Yang Maha Kaya
89. Al-Mughnii Yang Maha Pemberi Kekayaan
90. Al-Maani' Yang Maha Melarang
91. Adh-Dhaarr Yang Maha Pemberi Bahaya
92. An-Naafi' Yang Maha Pemberi Manfaat
93. An-Nuur Yang Maha Cahaya
94. Al-Haadii Yang Maha Penguak Hidayah
95. Al-Badii' Yang Maha Pencipta Keindahan
96. Al-Baaqii Yang Maha Kekal/Abadi
97. Al-Waarits Yang Maha Pewaris
98. Ar-Rasyiid Yang Maha Cendekiawan
99. Ash-Shabuur Yang Maha Penyabar
Aku selaras dengan sangkaan hamba-Ku terhadap Aku dan bersama dengan hamba-Ku ketika dia mengingat Aku
Hadits Qudtsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar